Jumat, 01 Juni 2012

Black Death Eropa



Black Death adalah sebuah pandemi yang berpusat di Eropa dan puncaknya terjadi antara abad 13-14. Pandemi tersebut diperkirakan telah memakan korban sekitar 75 juta orang di seluruh dunia. Mengurangi populasi penduduk dunia dari 450 juta menjadi 350-375 juta. Membutuhkan 150 tahun untuk menanggulangi masalah ini dan masih terjadi sampai benar benar selesai di awal abad 19.

Wow benar benar dahsyat, sekarang akan kita simak lebih lanjut mengenai wabah Black Death
Latar Belakang
Ada berbagai macam versi dan yang paling terkenal adalah dimulai dari negeri Cina atau daerah Asia tengah , dimana pada awal abad ke 13 penyakit tersebut ditemukan pada paru paru binatang marmut. Dari marmut ditularkan melalui kutu, tikus dan bahkan melalui manusia. Perjalanan penyakit ini sampai ke Eropa dimulai dari ekspansi para tentara dan saudagar Mongol yang memanfaatkan “Pax Mongolica” melalui jalur sutera.
Pola penyebaranya melaui bermacam cara. Dari binatang pengerat (tikus) yang dibawa kereta, mayat pasukan yang terjangkiti penyakit dilempar catapult ke penduduk (mungkin bisa disebut senjata biologi klasik) dan melalui tikus tikus di kapal kapal pedagang.
Kota Eropa yang terjangkiti pertama kali adalah Crimea daerah tenggara Eropa. Para ahli mengatakan wabah tersebut masih bersifat endemi (lokal) pada saat itu. Dari Crimea menyebar ke Eropa barat dan Afrika utara di tahun 1340-an. Penyebaran daerah timur ke lembah sungai Yangtse di Cina. Pemerintah Mongol mengabaikan wabah ini sehingga terjadi pemberontakan besar yang menumbangkan dinasti Yuan.
Diperkirakan total korban di daerah Eropa sekitar 25-50 juta (30-60% populasi penduduk Eropa) dan diseluruh dunia sekitar 75 juta orang pada akhir tahun 1400.Penyakit ini masih berlangsung pada beberapa generasi hingga pada awal abad 19 daerah Eropa dinyatakan bersih.
Guncangan yang ditimbulkan oleh wabah tersebut memberikan pukulan besar terhadap kehidupan sosial, kultur, agama, dan budaya. Banyak orang orang minoritas, kaum Yahudi, orang asing, pengemis dan penderita lepra yang dieksekusi di Eropa pada abad 14.
Istilah Black Death
Dinamakan Black Death karena kulit tangan dan kaki penderita berubah menjadi hitam yang disebabkan oleh gangrene (luka yang membusuk dan melebar ditandai oleh jaringan mati yang berwarna hitam)
Penyebab
Disebabkan oleh bakteri yang dinamakan Yersinia pestis oleh sejenis kutu dan dibawa oleh hewan pengerat (tikus coklat dan tikus hitam) sebagai perantara. Tikus menularkan ke manusia dan menyebar menjadikanya sebagai wabah. Hal ini erat hubunganya oleh situasi pada saat itu dimana banyak terjadi kelaparan, peperangan dan kemiskinan. Pertumbuhan binatang pengerat menjadi tidak terkendali , kucing sebagai predator banyak dimusnahkan karena perkembangan aliran sihir, setan dan aliran mistik yang berkembang pesat.
Ada tiga jenis wabah yang dikategorikan penyebab dari Black Death:
Bubonic: infeksi menyebakan pembengkakan di pangkal paha, ketiak, dan leher yang disertai keluarnya nanah dan darah, probabilitas kematian 30-75%. Dimulai dari demam 38-41C, sakit kepala yang hebat, nyeri di persendian, mual dan muntah. Berakhir dengan kematian dalam delapan hari (empat dari lima orang)
Pneumonia : Infeksi pada paru paru , probabilitas kematian 90-95%. Dengan pertanda demam, batuk dan mengeluarkan dahak yang disertai darah. Semakin lama penderita akan merasakan dahak yang semakin cair dengan warna darah merah terang.
Septicemic : infeksi pada darah, probabilitas kematian mendekati 100%. Tanda tanda infeksi demam tinggi dan keluar bintik bintik ungu. Dengan probabilitas 100% kematian maka wabah ini adalah yang paling berbahaya.
Penurunan Populasi Dunia
Ledakan wabah Black Death mengakibatkan puluhan juta orang meninggal di seluruh dunia. Diperkirakan antara 75-200 juta orang meninggal di abad 14. Jumlah korban di setiap negara Eropa berbeda. Di daerah Mediterania, prancis dan Spanyol sekitar 75-80% populasi terjangkit, daerah Jerman dan Inggris sekitar 20%. Di Paris sekitar setengah jumlah penduduknya atau 100 ribu orang diperkirakan meninggal. Di Italia populasi penduduk berkurang dari 120 ribu menjadi 50 ribu, Jerman dari 170 ribu menjadi 40 ribu pada pertengahan abad 14. Korban berjatuhan dan terus menyebar ke seluruh Eropa.
Di daerah Timur tengah, Mesir menjadi korban dengan 40% populasinya. Daerah Iraq, Iran & Syiria pada jaman kerajaan Islam sekitar sepertiga populasinya hilang.
Walaupun jumlah korban terbanyak terjadi di abad 14 tapi wabah tersebut masih berlanjut di beberapa abad setelahnya. Pada beberapa daerah Eropa, antara lain Paris, London, Moscow, Venesia, Oslo, Amsterdam kehilangan 40 ribu sampai 200 ribu penduduknya antara abad 15 dan 19.
Akibat Sosial, Kultur dan Agama
Tidak ada respon dan tindakan pemerintahan untuk menggulangi wabah dikarenakan ketidaktahuan penyebab dan cara penyebaranya. Tidak ada jawaban logis mengapa jumlah peduduk berkurang drastis dan tiba tiba. Masyarakat menganggap itu adalah“Amarah Tuhan” . Yang paling terkena dampaknya adalah para biarawan karena merekalah yang banyak merawat korban wabah.
Dokter dan ahli pengobatan tidak bisa menjawab hal tersebut . Mengakibatkan pendudukmencari jawaban sendiri. Anggapan faktor astrologi, gempa bumi dan sumur yang diracun oleh para kaum Yahudi adalah penyebab dari itu semua. Banyak kelompok Yahudi di seluruh penjuru Eropa diserang dan dieksekusi pada saat itu.
Hal tersebut diperparah dengan kelaparan yang disebakan harga bahan makanan naik tidak terkendali (kebijakan kerajaan yang melarang ekspor bahan makanan), pajak dan upeti yang dinaikan, dan adanya peperangan. Kemiskinan, penyakit dan kelaparan, disertai peperangan memperparah inflasi menjadikan abad 14 adalah petaka di Eropa.
Apakah akan terjadi Black Death ke-dua dikarenakan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan yang tidak terkendali di abad 21? Apakah krisis air, makanan dan energiakan mengakibatkan hal tersebut? Kitalah yang bisa menjawabnya, mulailah dari diri kita sendiri

0 komentar: